KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas berkat dn karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami juga mengucapan banyak terima kasih kepada
pihak-pihak yang berperan penting dalam penyusunan makalah kimia ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Karena itu, kami akan
sangat berterima kasih jika para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang
membangun.
Samarinda,
Februari 2016
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………1
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………...2
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………. 3
- Latar belakang …………………………………………………………………………....4
- Rumusan masalah ………………………………………………………………………...5
- Tujuan …………………………………………………………………………………….5
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………...6
- Pengertian laboratorium ………………………………………………………………….6
- Alat-alat laboratorium beserta fungsinya ………………………………………………...7
- Peranan kimia dalam kehidupan sehari-hari …………………………………………….17
- Symbol-simbol yang perlu diperhatikan ………………………………………………...19
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………………..34
- Kesimpulan ……………………………………………………………………………...34
- Saran …………………………………………………………………………………….34
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………..35
BAB
1
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Laboratorium adalah
suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan .Dalam memahami
hakikat ilmu kimia setidaknya dalam suatu kegiatan pembelajaran di perlukan
adanya kegiatan praktikum yang memerlukan berbagai macam alat laboratorium. Sudah
barang pasti kita harus tahu kegunaan dan bagaimana cara menggunakan semua
peralatan dasar yang biasa digunakan dalam laboratorium kimia. Selain itu dalamkegiatan
tersebut kita harus tahu cara menggunakannya dengan teknik dan prosedur yang
benar, walaupun sudah mengenal alat dan mengetahui cara penggunaannya, tetapi
perlu diingat bahwa Hal
yang harus diperhatikan juga adalah kebersihan dari alat yang digunakan.
Kebersihan dari alat dapat mengganggu hasil pratikum. Apabila alat yang
digunakan tersebut tidak bersih, maka akan terjadi hal- hal yang tidak
diinginkan. Contohnya jika pada alat – alat tersebut masih tersisa zat – zat
kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan
sesudahnya dan dapat mengakibatkan kegagalan dalam pratikum.
Tiap-tiap alat memiliki
standar tertentu yang telah dirancang oleh pabrik pencipta maupun badan badan
tertentu yang mempelajari dan pemerhati kimia. dan untuk memudahkan mengenal
alat kimia yang digunakan pengelompokkan yang umum dipakai yaitu seperti
peralatan gelas dan peralatan non gelas, yang sering kita jumpai dalam
berbaimacam kegiatan praktikum khususnya praktikum kimia.
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan juga dapat
menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan
seperti ini digolongkan dalam galat pasti. Oleh karena itu, pemahaman
fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan
sebelum melakukan praktikum di laboratorium kimia. Selain itu, pemahaman
tentang symbol-simbol di laboratorium juga sangat diperlukan karena dapat
menghindari kita dari kecelakaan di dalam laboratorium. Namun, masih saja
banyak yang belum memperhatikan dan belum memahami symbol-simbol tersebut.
Jadi, bukan hal yang mustahil bila terjadi kecelakaan di dalam laboratorium
karena kesalahan dalam penggunaan alat – alat dan bahan serta tidak
diperhatikan dan dipahaminya symbol-simbol tersebut yang dilakukan dalam suatu
pratikum yang berhubungan dengan bahan kimia berbahaya, disamping itu,
pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan
tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan lancar.
Pembahasan ringkas
tentang materi wujud, sifat dan perubahan dari materi serta energi merupakan
ruang lingkup pengkajian ilmu kimia juga. Saat ini perkembangan ilmu kimia
sangat pesat dan telah memberikan andil yang sangat besar dalam kehidupan
sehari- hari banyak produk yang telah memberikan andil yang besar dalam
kehidupan sehari- hari banyak produk yang telah kita pergunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidup. Pada makalah ini kami akan mencoba mencari lebih luas mengenai
pengertian serta manfaat ilmu kimia dalam kehidupan sehari- hari
B. RUMUSAN
MASALAH
Adapun rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pengertian
laboratorium
2. Alat-alat
di laboratorium beserta fungsinya
3. Perana
kimia dalam kehidupan sehari-hari
4. Symbol-simbol
yang perlu diperhatikan dalam laboratorium
C. TUJUAN
1. Siswa
mampu memahami pengertian laboratorium
2. Siswa
dapat mengetahui dan menguasai jenis – jenis alat, nama masing – masing alat,
dan fungsi alat yang baik dan benar
3. Siswa
dapat memperluas pengetahuan serta wawasan supaya lebih mengetahui tentang
pengertian serta pemanfaatan ilmu kimia dalam kehidupan sehari- hari.
4. Siswa
dapat memahami symbol-simbol yang perlu diperhatikan
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN LABORATORIUM
Sebelum membahas alat apa saja yang
ada di laboratorium dan fungsinya, sedikit akan kami bahas mengenai pengertian
laboratorium dan tujuan penggunaan laboratorium.
Secara sempit laboratorium diartikan
sebagai ruangan yang dibatasi oleh dinding yang di dalamnya terdapat alat-alat
dan bahan-bahan beraneka ragam yang dapat digunakan untuk melakukan eksperimen
(Subiyanto, 1998 : 79). Sudaryanto (1998 : 2) mendefinisikan laboratorium
sebagai salah satu sarana pendidikan IPA, sebagai tempat peserta didik berlatih
dan kontak dengan objek yang dipelajari secara langsung, baik melalui pengamatan
maupun percobaan.
Lebih lanjut Sudaryanto (1998 : 7)
menyatakan peranan dan fungsi laboratorium ada tiga, yaitu sebagai (1) sumber
belajar, artinya lab digunakan untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor atau melakukan percobaan, (2) metode
pendidikan, meliputi metode pengamatan dan metode percobaan, dan (3) sarana
penelitian, tempat dilakukannya berbagai penelitian sehingga terbentuk pribadi
peserta didik yang bersikap ilmiah.
Secara lebih umum laboratorium diartikan
sebagai suatu tempat dilakukannya percobaan dan penelitian (Depdikbud, 1994 :
7). Pengertian ini bermakna lebih luas, karena tidak membatasi laboratorium
sebagai suatu ruangan, artinya kebun, lapangan, ruang terbukapun dapat menjadi
laboratorium. Tujuan penggunaan laboratorium kimia / IPA bagi peserta didik
antara lain :
- Mengembangkan keterampilan (pengamatan, pencatatan data, penggunaan alat, dan pembuatan alat sederhana).
- Melatih bekerja cermat serta mengenal batas-batas kemampuan pengukuran lab.
- Melatih ketelitian mencatat dan kejelasan melaporkan hasil percobaan.
- Melatih daya berpikir kritis analitis melalui penafsiran eksperimen.
- Memperdalam pengetahuan.
- Mengembangkan kejujuran dan rasa tanggungjawab.
- Melatih merencanakan dan melaksanakan percobaan lebih lanjut dengan menggunakan alat-alat dan bahan-bahan yang ada.
- Memberikan pengalaman untuk mengamati, mengukur, mencatat, menghitung, mene-rangkan, dan menarik kesimpulan.
B.
ALAT-ALAT LABORATORIUM DAN FUNGSINYA
Untuk menunjang kegiatan praktikum atau eksperimen
dilaboratorium dibutuhkan peralatan khusus yang didesain untuk keperluan di
laboratorium. Berikut beberapa contoh alat-alat dasar yang biasa
digunakan di laboratorium khususnya di laboratorium kimia berikut dengan
fungsinya.
C. PERANAN KIMIA DALAM KEHIDUPAN
SEHARI-HARI
Ilmu Kimia
adalah ilmu yang terkait dengan kehidupan sehari-hari atau gejala-gejala alam,
karena mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar, obat-obatan sampai
bahan konstruksi bangunan, bahan industri elektronik dan bahan produk
melibatkan ilmu kimia. Yang membedakan ilmu kimia denga ilmu lainnya adalah,
Kimia mengkhususkan diri pada struktur, susunan, sifat dan perubahan
materi, serta energi yang menyertai perubahan materi.
Selain itu
juga, kimia merupakan batu loncatan supaya dapat mempelajari ilmu lainnya.
Seperti, kita harus mengerti tentang atom pada ilmu kimia supaya dapat memahami
gaya magnet dalam ilmu fisika. Atau, kita tidak dapat mempelajari tentang
fotosintesis pada ilmu biologi apabila kita tidak mengerti tentang reaksi dasar
yang dilibatkan.
Kimia
dalam kehidupan sehari – hari ada dimana-mana, semua yang kita rasakan, kita
cium, kita cicipi adalah kimia. Ketika kamu menangis terjadi reaksi kimia,
ketika kamu lapar terjadi reaksi kimia, sehingga mempelajari kimia sangat
penting untuk mengetahui tentang apa yang sebenarnya terjadi didunia ini.
Kebanyakan
orang salah paham dengan kimia, hal ini perlu diluruskan. Mereka menggap bahwa
kimia hanya ada di laboratorium, kimia hanya ada pada makanan berhaya. Padahal
para ahli meyakini bahwa segala sesuatu di Alam ini adalah kimia.
Pada
saat ini, ilmu kimia sudahlah berkembang pesat dan mengambil andil yang sangat
besar pada kehidupan manusia. Ilmu kimia telah mengeluarkan produk-produk yang
sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia, seperti pada urusan sandang,
pangan, obat-obatan, bahan industri elektronik dan lain-lain, kini sebagian
besar tidak memperolehnya langsung dari alam, tetapi pengolahan atau hasil
sintesis dengan menggunakan ilmu kimia. Berikut ini adalah beberapa peranan ilmu
kimia pada kehidupan sehari-hari.
1. Bidang Kesehatan
Ilmu kimia
cukup memberikan kontribusi dalam bidang kesehatan, salahsatunya memudahkan
para dokter untuk mendiagnosa beberapa penyakit interaksi kimia dalam tubuh
manusia, seperti pada sistem pencernaan, pernafasan, ekskresi, dll.
Kimia juga
memiliki peran pada pembuatan obat-obat, karena obat dibuat berdasarkan hasil
penelitian terhadap proses dan reaksi bahan kimia yang berkhasiat terhadap
suatu penyakit. Yang kemudian hal ini dipelajari dalam kimia farmasi.
2. Bidang Pertanian
Sedikit
contohnya adalah, analisis kimia dapat memberikan informasi tentang kesuburan
tanah, dan dengan data tersebut petani dapat menentukan tumbuhan yang
kekurangan zat, supaya tepat ketika diberi pupuk. Juga pupuk yang terbuat dari
bahan kimia, contohnya pupuk urea. Lalu apabila tumbuhan diserang hama, kita
menggunakan pestisida atau insektisida yang terbuat dari bahan kimia.
3. Bidang Industri
Pada zaman
ini, sebagian besar keperluan hidup umat manusia selalu ada campur tangan kimia
dalam proses produksinya. Contohnya, semen dan cat berasal dari hasil riset
yang berdasarkan ilmu Kimia. Juga kain sintetis yang merupakan penerapan ilmu
kimia.
4.
Bidang Biologi
Proses-proses
yang terjadi pada tubuh makhluk hidup memerlukan penjelasan kimia. Contohnya,
kita perlu memiliki pengetahuan tentang struktur dan sifat senyawa dari
karbohidrat, air, dll. untuk mempelajari tentang fotosintesis.
5. Bidang Arkeologi
Contohnya
adalah penentuan umur fosil dengan menggunakan radioisotop karbon-14, dimana ini
adalah penerapan salahsatu ilmu kimia.
6. Bidang Hukum
Pemeriksaan
alat kriminalitas oleh tim forensik menggunakan penerapan ilmu kimia di
dalamnya, yaitu pemeriksaan DNA. Dimana struktur DNA pada rambut atau darah
setiap individu dapat diidentifikasi juga berbeda-beda hasilnya.
7. Di bidang pangan
Adanya
komposisi pada makanan, yang bermanfaat bagi manusia. penggunaan
mikroorganisme/bakteri pada makanan, contoh pembuatan kecap, tempe, dan yoghurt
8.
Peran Kimia dalam Menyelesaikan Masalah Global
Ilmu kimia juga berperan dalam menyelesaikan masalah global
yaitu masalah yang dihadapi oleh seluruh dunia, seperti yang menyangkut masalah
dalam bidang lingkungan hidup, kedokteran, geologi, biologi dan lain-lain,
ataupun untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM). Sebagai contoh, masalah
global dalam hal lingkungan hidup dan krisis energy
Kemajuan yang terjadi pada ilmu
kimia juga sangat berdampak pada kehidupan sehari-hari, membuat peningkatan
kualitas hidup karena efektifitas dan efisiensi dalam berbagai bidang.
D.
SIMBOL-SIMBOL
YANG PERLU DIPERHATIKAN DI LABORATORIUM
Simbol bahaya adalah simbol dikenali
dirancang untuk memperingatkan tentang bahan berbahaya, lokasi, atau benda,
termasuk arus listrik, racun, dan hal-hal lain. Penggunaan simbol-simbol bahaya
sering diatur oleh hukum dan diarahkan oleh organisasi standar. Simbol bahaya
mungkin muncul dengan warna yang berbeda, latar belakang, perbatasan dan
informasi tambahan dalam rangka untuk menentukan jenis bahaya.
Simbol bahaya digunakan untuk
pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan
Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances).
Peraturan tentang Bahan Berbahaya
(Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu aturan untuk
melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang
keselamatan kerja. Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on
Hazardeous Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia
adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk
lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan manusia.
Istilah bahan berbahaya adalah nama
umum dan menurut hukum bahan (Chemicals Law) didefinisikan
sebagai berikut:
1. Bahan berbahaya atau
formulasi menurut hukum kemikalia (Chemicals Law),
2. Bahan, formulasi dan produk dapat
membentuk atau melepaskan bahan atau formulasi berbahaya selama produksi atau
penggunaan,
3. Bahan, formulasi dan
produk bersifat mudah meledak
Berikut adalah beberapa definisi
yang dapat digunakan untuk memahami tentang masalah hukum :
1. Bahan/zat adalah unsur atau senyawa
kimia – bagaimana terjadinya di alam atau diproduksi dengan cara sintesis
(misalnya asbes, bromin, etanol, timbal, dll)
2. Formulasi adalah paduan, campuran
atau larutan dari dua bahan atau lebih (misalnya cat, larutan formaldehid dll)
3. Produk adalah bahan/zat atau
formulasi yang diperoleh atau terbentuk selama proses
produksi. Sifat-sifat ini lebik menentukan fungsi produk daripada
komposisi kimianya
4. Bahan berbahaya yang didefinisikan
di atas memiliki satu sifat atau lebih yang ditandai dengan simbol-simbol
bahaya
Simbol bahaya adalah piktogram
dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori bahaya untuk bahan dan
formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam
1. Resiko kebakaran dan ledakan (sifat
fisika-kimia)
2. Resiko kesehatan (sifat toksikologi)
atau
3. Kombinasi dari keduanya.
A. Standar
Eropa
Parlemen Eropa dan Dewan mengadopsi
Peraturan tentang Klasifikasi , Pelabelan dan Kemasan Zat dan Campuran ( CLP )
. Ini mulai berlaku pada tanggal 20 Januari 2009. Peraturan CLP akan
menggantikan ketentuan-ketentuan tertentu dari arahan berkaitan dengan
klasifikasi , kemasan dan pelabelan bahan-bahan berbahaya ( Directive
67/548/EEC ) dan persiapan ( Directive 1999/45/EC ) setelah masa transisi .
Direktif ini akan dicabut pada tanggal 1 Juni 2015.
Ketentuan pelabelan mengambil papan
Piktogram merah berbingkai bahaya , kata sinyal, bahaya dan laporan pencegahan
diatur dalam GHS PBB , misalnya :
Old Hazard Symbols
New Hazard Symbols
Simbol internasional akan
menggantikan simbol Eropa pada tahun 2009. Beberapa dari mereka yang mirip
dengan simbol Eropa tetapi tidak ada satu kata yang menggambarkan bahaya. Fitur
yang paling mencolok adalah perubahan simbol pelabelan:
-
Bukan simbol bahaya dengan pencetakan hitam pada persegi panjang oranye-kuning
yang telah digunakan sampai saat ini,
-
Sekarang sembilan Piktogram bahaya dengan simbol hitam pada latar belakang
putih dengan Rhombuses merah berbingkai digunakan untuk memberikan peringatan
Simbol bahaya internasional yang
baru dan peringatan dan kalimat pencegahan yang harus digunakan pada label yang
pada akhirnya akan menggantikan tanda bahaya, risiko dan frase keselamatan.
Akan ada masa transisi seperti ini secara bertahap masuk perubahan harus
diselesaikan oleh Desember 2010 untuk zat dan pada Desember 2015 untuk
persiapan.
Sistem baru ini sedang dilaksanakan
di seluruh dunia oleh negara-negara termasuk Kanada, Uni Eropa, Cina,
Australia, dan Jepang.
Standar pelabelan di Eropa
1. Standar Negara Australia
Hampir mirip dengan standar eropa
hanya saja ada kategori dikompresi gas, radioaktif dan lain-lain.
Sifatnya: radioaktif Contoh : karbon-14, uranium, plutonium Cara penangannya :
Kalau tidak perlu, jangan
menggunakan bahan ini karena bahan ini memancarkan sinar-sinar radioaktif yang
dapat merusak/mmtikan sel-sel tubuh.
Berikut ini dijelaskan simbol-simbol
bahaya termasuk notasi bahaya dan huruf kode (catatan: huruf kode
bukan bagian dari simbol bahaya). Kemasan bahan kimia dapat mengandung satu
bahkan lebih simbol bahaya. Namun demikian, kemasan tanpa simbol bahaya
bukanlah berarti bahwa bahan kimia tersebut aman dan bebas bahaya, untuk itu
diperlukan kehati-hatian dalam penanganan bahan kimia.
1.
Explosive (bersifat mudah meledak)
Bahan dan formulasi yang ditandai
dengan notasi bahaya „explosive“ dapat meledak dengan pukulan/benturan,
gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik.
Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi
dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko
ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive
Substances Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan
mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat
dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton,
dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak
memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus.
Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga
sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan.
Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3.
Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu
Contoh : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT
Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan panas
2.
Oxidizing (pengoksidasi)
Bahan-bahan dan formulasi yang
ditandai dengan notasi bahaya “oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi
bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka
dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal
mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat
pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.Frase-R untuk bahan
pengoksidasi : R7, R8 dan R9.
Bahaya : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab
timbulnya api atau penyebab sulitnya pemadaman api
Contoh : hidrogen peroksida, kalium perklorat
Keamanan : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor
3.
Flammable (mudah terbakar)
Jenis bahaya flammable dibagi
menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly
flammable (sangat mudah terbakar. Untuk Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai
dengan notasi bahaya “extremely flammable “ merupakan likuid yang memiliki
titik nyala sangat rendah (di bawah 0 0C) dan titik didih rendah dengan titik
didih awal (di bawah +350C). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan
udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi
normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan
untuk Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’
adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik
biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21 0C). Beberapa
bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di
bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada
temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga
diberi label sebagai ‘highly flammable’. Frase-R untuk bahan sangat mudah
terbakar yaitu R11.
Bahaya :
mudah terbakar
Contoh : minyak terpentin, dietil eter (C2H5OC2H5), karbon disulfide
(CS2), asetilena (C2H2).
keamanan : Hindari atau jauhkan dari api terbuka, sumber api dan loncatan
api.
4.
Extremely flammable (amat sangat mudah
terbakar)
Bahan-bahan dan formulasi yang
ditandai dengan notasi bahaya. EXTREMELY FLAMMABLE merupakan likuid yang
memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan titik didih rendah
dengan titik didih awal (di bawah +35oC).
Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan
udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah
kondisi normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar : R12
Contoh : dietil eter (cairan)
dan propane (gas) Keamanan : Hindari campuran dengan udara dan
hindari sumber api.
5.
Highly flammable (sangat mudah terbakar)
Bahan dan formulasi ditandai dengan
notasi bahaya HIGHLY FLAMMABLE adalah subyek untuk self-heating dan
penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala
rendah (di bawah +21oC). Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas
yang amat sangat mudah terbakar di bawah pengaruh kelembaban. Bahan-bahan yang
dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan
energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai highly flammable. Frase-R untuk
bahan sangat mudah terbakar : R11
Contoh : aseton dan
logam natrium, yang sering digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen
pengering. Keamanan: Hindari dari sumber api, api
terbuka dan loncatan api, serTa hindari pengaruh pada kelembaban tertentu.
6.
Flammable Solid ( padatan mudah terbakar)
Padatan yang mudah terbakar
didefinisikan sebagai padatan yang memenuhi salah satu syarat dibawah ini:
1.
Merupakan
bahan peledak basah,
2.
Merupakan
zat yang dapat bereaksi sendiri, karena tidak stabil terhadap panas dan
terdekomposisi menghasilkan panas (walaupun tanpa oksigen dari udara),
3.
Padatan
yang mudah sekali terbakar.
Contoh: Bahan yang
bereaksi dengan air dan menimbulkan panas serta api (pyrophoric material)
adalah suatu cairan atau padatan (banyak atau sedikit jumlahnya) yang dalam 5
(lima) menit berada di udara bebas tanpa disulut api dapat terbakar
(menimbulkan api) dengan sendirinya.
Keamanan: Hindari panas atau bahan mudah terbakar dan reduktor serta
hindari kontak dengan air apabila bereaksi dengan air dan menimbulkan panas
serta api
7.
Flammable Liquid (Mudah
terbakar Cair)
Sebuah cairan yang mudah terbakar adalah cairan yang memiliki titik nyala tidak lebih dari
60,5 ° C (141 ° F), atau materi dalam fase cair dengan titik nyala pada atau di
atas 37,8 ° C (100 ° F) yang sengaja dipanaskan dan ditawarkan untuk
transportasi atau diangkut pada atau di atas titik nyala dalam kemasan
massal.Pengecualian berikut ini berlaku:
1. Setiap pertemuan cair salah satu definisi yang ditentukan dalam
49CFR 173,115.
2. Setiap campuran memiliki satu atau lebih komponen dengan titik
nyala dari 60,5 ° C (141 ° F) atau lebih tinggi, yang membentuk setidaknya 99
persen dari volume total campuran, jika campuran tidak ditawarkan untuk
transportasi atau diangkut pada atau atas titik flash.
3. Setiap cair dengan titik nyala lebih dari 35 ° C (95 ° F) yang
tidak mendukung pembakaran menurut ASTM 4206 atau prosedur dalam Lampiran H
dari bagian ini.
4. Setiap cair dengan titik nyala lebih dari 35 ° C (95 ° F) dan
dengan titik apiyang lebih besar dari 100 ° C (212 ° F) sesuai dengan ISO 2592
5. Setiap cair dengan titik nyala lebih dari 35 ° C (95 ° F) yang
dalam larutan air-larut dengan kadar air lebih dari 90 persen oleh massa.
Contoh: Alcohol, aseton, xylene, toluene, ethanol,
methanol, hexane, acetonitrile,
Simbol
pengaman yang digunakan untuk transportasi atau penyimpanan gas yang mudah
terbakar. Contoh: Hydrogen acetylene
9.
Non flammable gas (Non
mudah terbakar gas )
Simbol
pengaman yang digunakan dalam transportasi gas non mudah terbakar (dan
karenanya sering tidak berbahaya, setidaknya di tempat terbuka).
Contoh:
Carbon dioxide, nitrogen, air
10.
Spontaneously Combustible (Secara spontan mudah
terbakar )
Secara
spontan terbakar material
11.
Miscellaneous danger (Miscellaneous bahaya)
12.
Marine Pollutant (Polutan
Kelautan)
Polutan
laut – tidak membuang dalam sistem saluran pembuangan.
13.
Poisonous Gas (Gas
Beracun )
Digunakan
untuk transportasi gas beracun – pada tabung gas, atau kadang-kadang sebagai
indikator pada kendaraan.
14.
Organic Peroxide (Peroksida organic)
Simbol
keamanan bahan kimia yang digunakan dalam transportasi dan penyimpanan
peroksida organik.
Contoh:
Asam peroksiasetat
15.
Dangerous when wet (Berbahaya saat basah )
Padatan
atau cairan yang dapat menghasilkan gas mudah terbakar ketika kontak dengan air
Bahan ini juga meningkatkan gas beracun ketika kontak dengan kelembaban, air atau asam.
Contoh : calcium carbide, potassium phosphide, potassium, maneb, magnesium hydride, calcium manganese silicon, boron trifluoride dimethyl etherate, barium, aluminium hydride.
Bahan ini juga meningkatkan gas beracun ketika kontak dengan kelembaban, air atau asam.
Contoh : calcium carbide, potassium phosphide, potassium, maneb, magnesium hydride, calcium manganese silicon, boron trifluoride dimethyl etherate, barium, aluminium hydride.
16.
Stow away from foodstuffs (Menyelundup jauh dari
bahan makanan)
Bahan
Berbahaya bagi dijauhkan dari bahan yang dapat dimakan.
17.
Very toxic (sangat
beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai
dengan notasi bahaya VERY TOXIC dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut
atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk
ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan sangat beracun jika memenuhi
kriteria berikut:
LD50 dermal (tikus atau
kelinci) ≤ 50 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus)
untuk aerosol /debu ≤ 0,25 mg/L
Frase-R untuk bahan sangat beracun : R26,
R27 dan R28
Contoh: kalium sianida,
hydrogen sulfida, nitrobenzene dan atripin.
18.
Toxic (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai
dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau
kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh
melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Bahaya :
toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, terteln atau kontak dengan kulit, dan dapat mematikan.
Contoh : arsen triklorida, merkuri klorida
Kemananan : hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat
ke dokter bila kemungkinan keracunan.
19.
Harmful (berbahaya)
Bahan kimia dapat menyebabkan iritasi, luka bakar pada
kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan bila kontak dengan kulit,
dihirup atau ditelan. Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya
HARMFUL memiliki resiko merusak kesehatan sedang jika masuk ke tubuh
melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau
kontak dengan kulit. Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi
kriteria berikut:
LD50 dermal (tikus atau
kelinci) 400-2000 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus)
untuk aerosol /debu 1 – 5 mg/L
Frase-R untuk bahan berbahaya : R20, R21 dan R22
Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain
(Frase-R:R48) yang tidak diberi notasi toxic, akan ditandai dengan simbol
bahaya HARMFUL SUBSTANCES dan kode huruf Xn. Bahan-bahan yang
dicurigai memiliki sifat karsinogenik, juga akan ditandai dengan simbol bahaya
HARMFUL SUBSTANCES dan kode huruf Xn, bahan pemeka (sensitizing substances)
(Frase-R :R42 dan R43) diberi label menurut spektrum efek apakah dengan simbol
bahaya untuk ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn atau dengan simbol bahaya
‘irritant substances’ dan kode huruf Xi. Bahan yang dicurigai memiliki sifat
karsinogenik dapat menyebabkan kanker dengan probabilitas tinggi melalui
inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau kontak dengan kulit.
Contoh:
solven 1,2-etane-1,2-diol atau etilen glikol (berbahaya), diklorometan
(berbahaya, dicurigai karsinogenik).NaOH, C6H5OH, Cl2
Keamanan:
Hindari kontak dengan tubuh atau hindari penghirupan, segera berobat jika
terkena bahan.
20.
Irritant (menyebabkan iritasi)
Bahan dan formulasi dengan notasi
‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak
dengan kulit atau selaput lendir.
Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan R41
Contoh:
isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa encer.
Keamanan:
Hindari kontaminasi pernafasan, kontak dengan kulit dan mata.
21.
Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi
‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan
dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia
bahan uji, seperti asam (pH <2)>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.
Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35.
Bahaya :
korosif atau merusak jaringan tubuh manusia
Contoh : klor, belerang dioksida
Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata
22.
Dangerous for Enviromental (Bahan
berbahaya bagi lingkungan)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘dangerous for environment’ adalah
dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu
kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisma)
dan menyebabkan gangguan ekologi. Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan
yaitu R50, R51, R52 dan R53.
Bahaya : bagi lingkungan, gangguan ekologi
Contoh : tributil timah klorida, tetraklorometan, petroleum bensin
Keamanan : hindari pembuangan langsung ke lingkungan
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
laboratorium diartikan sebagai suatu
tempat dilakukannya percobaan dan penelitian. Semua alat di laboratorium memiliki nama, fungsi, dan cara
kerja masing – masing. Sehingga dalam penggunaannya pun akan berbeda – beda
sesuai dengan cara kerjanya. Kesalahan penggunaan alat bisa mempengaruhi
konsentrasi larutan, karena alat memiliki tingkat ketelitian yang berbeda – beda.
Tidak
hanya alat-alat laboratorium saja yang harus kita ketahui tetapi, symbol-simbol
yang berada di laboratorium juga perlu untuk diketahui karena apabila kita mengetahui
symbol-simbol tersebut, penelitiann yang kita lakukan di laboratorium akan
berjalan dengan lancar.
Kimia tidak hanya seputaran tentang
laboratorium saja tetapi kimia juga memiliki peranan dalam kehidupan
sehari-hari. Ilmu kimia sering disebut ilmu pusat karena menghubungkan berbagai
ilmu lain seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi,
kedokteran, bioinformatika, dan geologi.
Saat
ini perkembangan ilmu kimia sangat pesat dan telah memberikan andil yang sangat
besar dalam kehidupan manusia ilmu kimia telah menghantarkan produk – produk
baru yang sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
B. SARAN
Dari
kesimpulan yang dijabarkan di atas, maka dapat diberikan saran antara lain :
1. Alat-alat
yang ada di laboratorium lebih diperhatikan dan dirawat lagi agar saat
praktikum bisa dipergunakan dengan baik dan maksimal tanpa ada kekurangan
2.
Semua symbol-simbol yang ada di
laboratorium harus diperhatikan dan dipahami karena apabila kita sedang memakai
ruang dan alat-alat laboratorium tanpa mengetahui apa saja symbol-simbolnya
maka akan membahayakan diri kita sendiri.
3. Bisa
mengembangkan dan memanfaatkan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar